Jakarta - Sistem parkir meter di sepanjang jalan Sabang (Jalan Haji Agus Salim) Jakarta Pusat, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah berjalan baik. Tetapi faktanya di lapangan banyak keluhan dari masyarakat karena tarif parkir untuk mobil dianggap terlalu mahal.
Apa kata Ahok soal keluhan warga itu? "Memang niatnya mahal supaya orang gak parkir di situ," kata Ahok santai saat ditanya wartawan di kantornya, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2014).
Lebih lanjut dia menyatakan tarif itu tak akan dikurangi. Alih-alih dievaluasi untuk diturunkan, menurut orang nomor dua di DKI ini, nantinya tarif parkir meter malah akan dinaikkan. "Enggak (akan diturunkan). Justru akan dinaikkan, tapi kita lihat situasinya," imbuh Ahok.
Sejak Jumat (26/9) 11 mesin parkir yang berada di sisi kanan dan kiri jalan Sabang sudah mulai difungsikan. Untuk mobil dikenai tarif Rp 5.000 per jam, sedangkan motor nominalnya sebesar Rp 2.000.
Tarif ini tentunya lebih tinggi dari tarif normal yang dikenakan sebelum ada sistem mesin parkir yakni sekitar Rp 2.000 untuk mobil. Bahkan dibandingkan dengan tarif parkir di mall pun yakni Rp 4.000, biaya parkir meter masih tetap lebih mahal.
Namun Ahok bergeming dengan keluhan warga sebab menurutnya sistem parkir meter memang dibuat agar kawasan Sabang bebas macet dan parkir liar. Dia menambahkan ke depannya pembayaran parkir meter diubah dari uang koin menjadi uang elektronik. Hal ini untuk memperketat penerimaan retribusi parkir agar tak masuk ke kantong "preman".
Ikuti berbagai peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 16.45 WIB(ros/fjp)